Pengertian, Karakteristik dan Fungsi Lapisan-Lapisan pada OSI Model - Note of Ivnexa

Halo Nexers!

Open Systems Interconnection (OSI) Model atau sering juga disebut sebagai OSI Layer adalah sebuah konsep atau model yang digunakan dalam menentukan standar komunikasi dalam suatu jaringan komputer. Di dalam OSI Model digambarkan bahwa komunikasi antar sistem dibagi atas tujuh lapisan berbeda, yakni: Physical, Data Link, Network, Transport, Session, Presentation, dan Application.

Untuk mengenal lebih jauh mengenai OSI Model, pada artikel ini penulis akan menjelaskan mengenai pengertian, karakteristik dan fungsi lapisan-lapisan pada OSI Layer secara lebih jelas. Ayo kita simak bersama!

 

1. Pengertian OSI Model

Open Systems Interconnection (OSI) Reference Model atau sering juga disebut sebagai OSI Layer adalah sebuah model atau konsep yang menjadi patokan dalam pengembangan sistem untuk tujuan interkoneksi. Seperti yang telah disebutkan diatas, OSI Model terdiri atas tujuh lapisan berbeda yang memiliki fungsi yang berbeda dan saling berinteraksi dengan lapisan di bawah maupun di atasnya.

Seperti namanya, OSI Model ditujukan untuk pengoneksian open system. Open System dapat diartikan sebagai suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem-sistem lainnya. OSI Model dikembangkan oleh International Organization for Standardization (ISO) pada tahun 1984.

OSI Model menggambarkan bagaimana informasi dari suatu software aplikasi pada sebuah komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu software aplikasi di komputer lain.

 

2. Konseptual dan Prinsip-prinsip OSI Model

Secara konseptual, OSI Model terbagi ke dalam 7 lapisan di mana masing-masing lapisan memiliki fungsi jaringan yang spesifik. Model ini diciptakan berdasarkan sebuah proposal yang dibuat oleh International Standards Organization (ISO) sebagai langkah awal menuju standarisasi protokol internasional yang digunakan pada berbagai layer.

Prinsip-prinsip yang digunakan bagi ketujuh layer tersebut adalah:

1)      Sebuah layer harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang berbeda

2)     Setiap layer harus memiliki fungsi-fungsi tertentu

3)      Fungsi setiap layer harus dipilih dengan teliti sesuai dengan ketentuan standar protokol internasional

4)     Batas-batas layer diusahakan agar meminimalkan aliran informasi yang melewati interface

5)    Jumlah layer harus cukup banyak sehingga fungsi-fungsi yang berbeda tidak perlu disatukan dalam satu layer di luar keperluannya. Akan tetapi jumlah layer juga harus diusahakan sesedikit mungkin sehinga arsitektur jaringan tidak menjadi sulit dipakai

Perlu dicatat bahwa OSI Model sendiri bukanlah merupakan arsitektur jaringan, karena model ini tidak menjelaskan secara pasti layanan dan protokol yang digunakan pada setiap layernya.

 

3. Karakteristik OSI Model

Ketujuh lapisan model referensi OSI dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah.

Application

Application

Lapisan Atas

Presentation

Session

Transport

Data Transport

Lapisan Bawah

Network

Data Link

Physical

Tabel di atas menampilkan pemisahan lapisan atas dan bawah pada OSI Model

Lapisan atas dari OSI berurusan dengan persoalan aplikasi dan pada umumnya diimplementasikan hanya pada software. Lapisan tertinggi (lapisan aplikasi) adalah lapisan penutup sebelum ke pengguna (user). User berinteraksi langsung dengan lapisan aplikasi ini.

Lapisan bawah dari OSI mengendalikan persoalan transport data. Lapisan fisik dan lapisan data link diimplementasikan ke dalam hardware dan software. Lapisan terbawah, yaitu lapisan physical (fisik), adalah lapisan penutup bagi media jaringan fisik (misalnya jaringan kabel), dan sebagai penanggung jawab bagi penempatan informasi pada media jaringan.

 

4. Lapisan-lapisan OSI Model dan fungsinya

 

Gambar lapisan-lapisan Model OSI

Sumber: media.fs.com

1)      Physical Layer

Lapisan ini bertanggungjawab untuk mengaktifkan dan mengatur antarmuka fisik (physical interface) jaringan komputer. Pada lapisan ini, hubungan antar antarmuka dari perangkat keras diatur seperti hubungan antara DTE dan DCE. Antarmuka yang didefinisikan pada lapisan ini antara lain 10BaseT, 100Base TX, V35, X.21 dan High Speed Serial Interface (HSSI).

Physical Layer berfungsi dalam pengiriman raw bit ke saluran komunikasi. Masalah desain yang harus diperhatikan di sini adalah memastikan bahwa bila satu sisi mengirim data 1 bit, data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1 bit pula, dan bukan 0 bit.

Secara umum masalah-masalah desain yang ditemukan di sini berhubungan secara mekanik, elektrik dan antarmuka prosedural, juga media fisik yang berada di bawah physical layer.

 

2)     Data Link Layer

Lapisan ini mengatur topologi jaringan, error notification dan flow control. Tugas utama data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi raw data dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi.

Sebelum diteruskan ke network layer, data link layer melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Kemudian data link layer mentransmisikan frame tersebut secara berurutan, dan memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima.

Jaringan broadcast memiliki masalah tambahan pada layer ini. Masalah tersebut adalah dalam hal mengontrol akses ke saluran yang dipakai bersama. Untuk mengatasinya dapat digunakan sublayer khusus data link layer, yang disebut medium access sublayer.

3)      Network Layer

Network Layer berfungsi untuk mengendalikan operasi subnet dengan meneruskan paket-paket dari satu node ke node lain dalam jaringan. Masalah desain yang penting adalah bagaimana cara menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya.

Bila pada saat yang sama dalam sebuah subnet terdapat terlalu banyak paket, maka ada kemungkinan paket-paket tersebut tiba pada saat yang bersamaan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya bottleneck (penyempitan di bagian ujung, seperti leher botol). Pengendalian kemacetan seperti itu juga merupakan tugas network layer.

Perpindahan paket dari satu jaringan ke jaringan lainnya juga dapat menimbulkan masalah yang tidak sedikit. Cara pengalamatan yang digunakan oleh sebuah jaringan dapat berbeda dengan cara yang dipakai oleh jaringan lainnya. Suatu jaringan mungkin tak dapat menerima paket sama sekali karena ukuran paket yang terlalu besar. Protokolnya pun bisa berbeda. Demikian juga dengan yang lainnya. Network layer telah mendapat tugas untuk mengatasi semua permasalahan seperti ini sehingga memungkinkan jaringan-jaringan yang berbeda untuk saling terinterkoneksi.

4)     Transport Layer   

Fungsi dasar transport layer adalah menerima data dari session layer, memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil bila perlu, meneruskan data ke network layer, dan menjamin bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan benar. Selain itu, semua hal tersebut harus dilaksanakan secara efisien, dan bertujuan untuk dapat melindungi lapisan-lapisan bagian atas dari perubahan teknologi hardware yang tidak dapat dihindari.

Ada dua jenis hubungan pada transport layer yang penting untuk diketahui:

·       Connection-oriented

Hubungan ini disebut connection-oriented karena ditunjang oleh Transmission Control Protocol (TCP) dengan menggunakan port 6. Hubungan ini reliable, karena setiap session bergaransi paket yang terkirim dijamin asli dari sumber yang sebenarnya.

Karena setiap hubungannya bergaransi, hubungan ini banyak dipakai untuk aplikasi yang menyalurkan data video dan audio yang tidak memberikan toleransi terhadap kemacetan jaringan.

Kelemahan dari hubungan ini adalah karena jalur yang digunakan didedikasikan untuk suatu hubungan tertentu, maka hubungan ini tidak dapat digunakan oleh pemakai lain sehingga penggunaan bandwidth kurang efektif. Selain itu, karena jalur yang digunakan harus dengan jalur yang telah ditentukan, maka jika terjadi kesulitan pada jalur tersebut, hubungan akan terputus.

·       Connectionless-oriented

Hubungan Connectionless-oriented yang ditunjang oleh User Datagram Protocol (UDP) dengan menggunakan port 17 merupakan bentuk hubungan yang tidak reliable karena tidak bergaransi. Pengirim tidak mengirimkan kembali tanda terima, dan paket-paket tidak diurutkan kembali seperti asalnya.

Dibandingkan dengan hubungan Connection-oriented, hubungan ini mempunyai keunggulan, yakni pada pengunaan bandwidth yang efektif karena semua jalur yang tersedia dapat digunakan oleh pemakai lain. Paket yang terkirim dijamin akan diteruskan sampai ke tempat tujuan, meskipun terjadi kemacetan, karena jalur yang digunakan tergantung dari paket per paket, dan jika terjadi kemacetan di satu jalur, paket dapat disalurkan melalui jalur yang lain.

5)      Session Layer

Session layer mengizinkan para pengguna untuk menetapkan session dengan pengguna lainnya. Layer ini membuka, mengatur dan menutup session antar aplikasi. Sebuah session digunakan untu memungkinkan seseorang pengguna log ke remote timesharing system atau untuk memindahkan file dari satu mesin ke mesin lainnya. Protokol yang berfungsi pada layer ini antara lain adalah NFS, NETBEUI, RPC, SQL, X Windows System, Apple Talk Session Protocol (ASP), dan Digital Network Architecture Session Control Program (DNASCP).

6)     Presentation Layer

Presentation layer melakukan fungsi-fungsi tertentu yang diminta untuk menjamin penemuan sebuah penyelesaian umum bagi masalah tertentu. Selain memberikan sarana-sarana pelayanan untuk konversi, format dan enkripsi data, presentation layer juga bekerja dengan file berformat ASCII, EBCDIC, JPEG, MPEG, TIFF, PICT, MIDI, dan Quick Time.

Presentation layer tidak mengizinkan pengguna untuk menyelesaikan sendiri suatu masalah. Tidak seperti layer-layer di bawahnya yang hanya melakukan pemindahan bit dari satu tempat ke tempat lainnya, presentation layer memperhatikan syntax dan semantik informasi yang dikirimkan.

7)      Application Layer

Lapisan ini bertugas memberikan sarana pelayanan langsung ke user, yang berupa aplikasi-aplikasi dan mengadakan komunikasi dari program ke program. Jika kita mencari suatu file dari file server untuk digunakan sebagai aplikasi pengolah kata, maka proses ini bekerja melalui layer ini. Demikian pula jika kita mengirimkan e-mail, browse ke internet, chatting, membuka tellnet session, atau menjalankan FTP, maka semua proses tersebut dilaksanakan di layer ini.

Application layer terdiri dari bermacam-macam protokol. Misalnya terdapat ratusan jenis terminal yang tidak kompatibel di seluruh dunia, kemudian kita memerlukan aplikasi yang diharapkan akan bekerja pada jaringan dengan bermacam-macam terminal, yang masing-masing memiliki layout layar yang berlainan, mempunyai cara urutan penekanan tombol yang berbeda untuk penyisipan dan penghapusan teks, memindahkan sensor, dan sebagainya.


Itu tadi penjelasan singkat mengenai pengertian, karakteristik dan fungsi lapisan-lapisan pada OSI Layer. Semoga bermanfaat! 


Penulis: Ivan Genta Surya Eksa

referensi: 

https://www.dewaweb.com/blog/pengertian-osi-layer/

https://www.sekawanmedia.co.id/blog/pengertian-dan-7-osi-layer/

https://codingstudio.id/blog/osi-layer-adalah/

https://en.wikipedia.org/wiki/OSI_model

https://id.wikipedia.org/wiki/Model_OSI

Syafrizal M., Pengantar Jaringan Komputer, Penerbit Andi, 2005

Comments

Popular posts from this blog

Konversi Bilangan Biner ke Desimal dan Sebaliknya

Menggambar menggunakan perintah dasar Line, Trim, Fillet, Arc, dan Circle pada AutoCAD

Pengenalan dan Pengonversian sistem bilangan Biner, Oktal, Desimal, dan Heksadesimal - Note of Ivnexa